Sosok Ibu Fitri Kopertis 12: Siapa Beliau?

Bagi anda yang berkecimpung di dunia pendidikan tinggi, tentu sering berkunjung ke web kopertis12. Website ini merupakan website yang paling kaya dan lengkap informasi seputar perguruan tinggi. Dalam blognya, Pak Abdul Hamid menuturkan bahwa web kopertis 12 "Jauh lebih lengkap daripada website resmi berdana besar milik pemerintah". Lalu siapa sosok (orang) yang berkontribusi besar mengelola web tersebut??? Coba perhatikan gambar berikut.

Ya. Sosok tersebut adalah Ibu Fitri. Beliau menggunakan nama lain seperti Bunda Fitri atau Holly Chaniago. Bagi anda yang tergabung dalam grup facebook Group Dosen Indonesia, mungkin pernah berinteraksi dengan beliau.

Yang lebih mengesankan adalah Ibu Fitri bukanlah dosen, seperti dituturkan pak Abdul Hamid. Ibu Fitri bekerja di sebuah perusahaan dagang, membiayai keluarga dan juga dua orang mama-nya, mama kandung dan mama mertua. Berikut cerita beliau tentang masuknya beliau membantu dunia pendidikan tinggi yang saya kutip dari blog Pak Abdul Hamid:

Maret 2009 saya buta total tehadap dunia pendidikan tinggi (maklum dari 1984 setelah selesai kuliah saya di dunia bisnis terus), mendengar nama Kopertis dan Dikti aja baru saat itu. Anak bungsu kami, yang lahir dengan kondisi kecerdasan jauh di bawah rata-rata (menulis angka 2 di usia 5 tahun aja butuh waktu 2 tahun), dengan segala usaha yang diRidho Allah dengan tangan ini saya bimbing dan arahkan dia sampai selesai Bachelor of Arts di Monash University, Clayton, Melbourne, lulus dengan nilai memuaskan. Dia sudah tak betah lagi di Melben ingin lanjut S2 di PT kita. Terbentur karena ijazah disetarakan dengan D3. Dari Feb 2009 s/d April 2009 saya berjuang melawan SK penyetaraan ini, saya bisa buktikan SKS yang dia peroleh sudah di atas 144, (Canadian Foundation di KL 1 tahun + Monash college Melben 1 tahun + di Monash U 2 1/2 tahun, tanpa pernah ada nilai fail, total dana dari hasil keringat saya buat studi lanjut dia terpakai 1, 3 miliar rupiah dari KL sampai selesai di Melben).
Saat itu banyak orang termasuk Koordinator Kopertis di wilayah kami menasihati saya batalkan niat melawan keputusan Dikti, kata mereka anak Koordinator kopertis aja ada yang lulusan Malaysia ijazah disetarakan dengan D3 tidak berhasil setelah ajukan banding, apalagi saya yang tidak ada kenalan sama sekali di Dikti. Suami dan Bungsu juga sudah pasrah tak yakin usaha saya akan berhasil apalagi saya ini saat itu gaptek dan buta peraturan perundang-undangan.
Saya self-studi cara pergunakan laptop dan email, saya lahap semua peraturan yang bisa saya temukan yang berkaitan dengan pendidikan tinggi, saya telusuri web mana yang memungkinkan saya kirim email ke Dikti. Selama 2 bulan saya kirim sekitar 300 email dan 20 surat resmi melalui jasa post kilat khusus dan jasa titipan kilat ke para pejabat terkait. Alhamdulillah usahaku berhasil, tanpa pernah injak kaki ini ke gedung Dikti, Bu Illah Sailah yang baik (saat itu beliau baru 2 bulan diangkat jadi Direktur Akademik Ditjen Dikti) pelajari kasus anak, besama team penilai terkait mereka banding kembali hasil penyetaran sebelumnya, Alhamdulillah hasil penyetaraan bungsu direvisi menjadi setara dengan S1.

Tak perlu jadi siapa-siapa untuk berguna bagi siapa saja. Saya termasuk orang yang kagum dengan apa yang Ibu Fitri lakukan untuk pengembangan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Semoga bermanfaat dan menginspirasi

Semoga kita bisa meneladani apa yang telah dilakukan oleh Ibu Fitri. Kontribusi beliau begitu nyata dalam menyediakan informasi seputar Perguruan Tinggi dan dunia pendidikan pada umumnya. Seperti kata pepatah "Jangan tanyakan apa yang telah kau terima, namun tanaykan apa yang telah kau berikan" untuk agamamu, bangsamu, negaramu.

Previous Post
Next Post
Related Posts