... mencerdaskan kehidupan bangsa ...Namun demikian, apakah sistem pendidikan yang dijalankan sudah selaras dengan tujuan tersebut? Anda mungkin akan berbeda pendapat dengan saya.
Saya melihat bahwa perkembangan sistem pendidikan (baca: sekolah) di Indonesia lebih bertumpu dan cenderung (trend) mencerdaskan dalam sisi kognitif saja. Ada sisi lain dalam manusia yang juga harus dikembangkan sehingga membentuk insan yang cerdas secara paripurna, yaitu afektif dan psikomotorik. Di Indonesia, sisi kognitif itu, secara umum, dapat dilihat dari nilai rapor atau laporan kemajuan pendidikan sang anak didik. Lebih parahnya, pendidik (orang tua, guru, mentor, tutor, dll) hanya lebih menekankan pada sisi ini saja. Bagi anda yang masih asing dengan istilah tersebut, silakan simak uraian tentang pengertian kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan anak usia dini: Pro dan Kontra
Maraknya pendidikan sejak usia dini juga menjadi penunjuk trend pendidikan di Indonesia. Saya melihat fenomena bahwa adanya pendapat yang berkembang di masyarakat "semakin dini sang anak sekolah, semakin cepat anak akan menyelesaikan proses pendidikannya". Coba mari kita cermati, anak sejak usia 3-4 tahun sudah dimasukkan ke sekolah yang namanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Apakah fenomena ini muncul karena kesibukan orangtuanya (bapak dan ibu sang anak) bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga tidak lagi memiliki waktu untuk mendidik anak di rumah? Ataukah kebanggaan orangtua jika sang anak lebih menonjol dan "berprestasi" dibandingkan dengan anak lain seusianya? Terlebih lagi, capeknya mengurus anak bagi ibu-ibu muda juga menjadi pendorong untuk menitipkan anaknya di sekolah? apakah demikian? semoga saja tidak.Mendidik anak adalah salah satu kewajiban orang tua. Tidak hanya memberikan makan secara lahir saja, asupan untuk batin dan pikiran sang anak pun juga perlu diberikan secara berimbang
Bersambung